“Kalo kamu besok punya anak,
maunya dipanggil apa nih?” tanya saya pada teman satu kos, ya yang namanya
perempuan kalo dah lagi ngobrol suka melintasi batas waktu dan zaman alias bisa
kemana-mana. Teman saya waktu itu bilang “aku pengin anakku manggil bunda.”,
saya terdiam sejenak berfikir [“aku apa yah?”] ya dari sekian banyak pilihan
“mama! mama aja.” itu kata yang terucap dari saya. Mungkin percakapan ala kaya
gini geli kalo dibicarain, secara rasanya terlalu dini :p but it’s ok I
think.... ditengah obrolan “emang ada ya, bayi baru bisa ngomong, trus manggil
ibunya BUNDA? ibu? umi?” ketus saya sambil berusaha memposisikan kalau saya
jadi bayi, agak susah buat bilang vokal “U”, yang ada pasti “mama, mam, mam..”
gitu saya kira.. sontak tawa pecah diantara kami, jangan tanya gimana
ketawanya, ini perut sampe mules Bhahaha x-D
Well, saya ga bakal bahas
panggilan apa yang mau disandang perempuan nantinya, tapi mau bahas sosok
“mama” yang luar biasa ini wawww...
Hai mama, apa kabar? mama dimana-mana bahagia kalo tahu
anaknya bahagia, so simple! tapi ga sesimple kelihatannya, sederhana tapi dalem
banget!! ngalahin dalemnya samudra lirik lagunya kak Agnes hehe... Sedalem apa?
yuk kita mengingat pengorbanan mama berikut ini :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ
وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan
kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (Luqman : 14)
Membaca
ayat tadi saya tambah bersyukur, coba liat dalam Al-Qur’an ibu menyusui
mempunyai aturan selambat-lambatnya 2 tahun. Kita kan tahu dalam dunia medis
juga dianjurkan seperti itu, Maha Besar Allah dengan segala firman-Nya.
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ
أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ
“Dan
para ibu hendaknya menyusui anak-anak mereka selama dua tahun yang sempurna.”
(Al-Baqarah: 233)
Ok, agak out of story sih tapi mumpung masih
di ayat ini, saya juga pernah mengalami nyeri, ada benjolan di payudara sebelah
kiri, ini berlangsung beberapa hari dan bikin saya takut dengan segala macam
pikiran negatif, karna waktu itu saya masih dalam periode menstruasi, saya
tunda untuk memeriksakan ke dokter, karna waktu saya searching di mbah google
pemeriksaan setelah mens kalo tidak salah setelah kurang lebih 8 hari.
Deg-degan banget, and finnaly “ga pa2, Cuma radang aja.. bisa jadi karna
menstruasi” kata dokter, fiuuuhh lega “ada yang perlu dihindari dok?” tanya
saya, “yang penting kalo menyusui sampai 2 tahun ya”, dalam hati saya [“tenang
yun, maksudnya kalo dah punya anak keles haha”] dan baca ayat tadi rasanya iman
saya bertambah T.T InsyaAllah, aamiin.
Oke,
enough intermezonya.. balik ke pengorbanan sosok mama nih,
1.
Mengandung
Mengandung! saya belum pernah ngalamin
ini, but I always wondering how its like? “what amazing!!” . Bayangkan aja, ada
manusia bawa manusia kecil lain ditubuhnya, dan selama 9 bulan 10 hari
dibawanya.. tidur tak nyenyak, belum yang dapet morning sick (mual2 gitu), dan
sebagainya, makan ga enak tapi mau gimana lagi? sikecil harus diasup makanan
lewat ibunya kan? mengandung, I think it’s not easy but mama always happy when
she was pregnant, I’m sure J
2.
Melahirkan
Wah ini yang menjadi hal yang sering
dicemaskan oleh calon-calon mama buat pengalaman pertama kali buat melahirkan.
Jangan ditanya, bayangin aja saya udah merasa ngeri dan sakit bukan main, tapi
rasa takut ibu tertutup dengan rasa sayang dan berharap melihat sikecil lahir
ke dunia, subhanallah.... sekarang juga ada proses melahirkan caesar, dengan
berkembangnya IPTEK alhamdulillah bisa menekan angka kematian ibu saat
melahirkan.
3.
Daily life
Dalam kehidupan sehari-hari bukan
rahasia kalau kita bergantung sama mama, segala pekerjaan rumah yang tak
terlihat tapi sangat melelahkan ini biasa mama lakukan, siapa yang suka susah
dibangunin? hayo ngaku! mama sabar bener nglakuin rutinitas bangunin anaknya
sehari-hari. Kadang kita kurang peka terhadap apa yang telah mama beri, tapi
buat yang merantau untuk belajar atau berkerja barulah terasa... kaya
kehilangan separuh hidup. “Ibu saya kerja, pekerjaan rumah ada rewang” tak
jarang ada hal seperti ini. saya juga tinggal bersama nenek, mama berkerja di
kota, tapi kalo pulang, langsung sederet masakan kesukaan saya terhidang, rumah
jadi trasa lebih indah. Apapun itu, mama pasti punya alasan kenapa beliau
memilih dirumah atau bekerja. Don’t be sad...
4.
As mother? as single
parent?
Sebagai mama, tugasnya merawat dan
mendidik anak. Mama adalah madrasah pertama buat anak, begitu katanya.
Entahlah, mungkin masih terlalu dini tapi mungkin saya bisa rela melepas karir
untuk mendampingi kelak anak saya, apalagi selagi mereka masih kecil dan masih
sangat bergantung kepada orangtua. Mungkin ada yang bilang, ngapain sekolah
tinggi kalo cuma buat jadi ibu rumah tangga sama ngurus anak? How could you say
something like that? anak itu titipan Allah, mendidiknya adalah tugas sangat
penting, selain tanggung jawab kita kepada Sang Pencipta. Bukankah hal baik
bila anak dididik oleh ibu pintar? Tapi tak jarang juga mama yang tetap
berkarir dan mengurus anak. That’s wonder women, right? yang penting bisa
ngatur jadwal aja. Waktu sama anak juga penting.
Apalagi as single parent.... that’s
hard. Mama saya, pernah menjadi single parent sampai saya duduk dikelas 2 SMP,
mama tak mau menikah waktu itu karna takut saya depresi, karna baru saja
melihat orangtuanya berpisah. Waktu itu saya berumur 4 tahun ketika orangtua
bercerai, I was just a child, i don’t know any thing, what could i do was just
crying. Saya sampai sekarang masih merasa bersalah karna tak bisa menghibur
mama, hanya menangis dan mengeluh, menyalahkan keadaan, takdir saya. Tapi saya
juga bersyukur karna mama saya adalah mama, saya bisa tumbuh dengan baik sampai
saat ini. You are not perfect mother but you are the best one for me... no
protes! I do love you. More than anyone, saya sadar perjuangan beliau tak
tergantikan selamanya, dan saya tak tahu bagaimana caranya membalas cinta mama,
rasanya tak pernah cukup! (ini ngetik mata ga jelas buat liat monitor karna dah
banjir air mata huhu) yang bisa saya lakukan adalah berdo’a agar punya
kesempatan membahagiakan beliau n panjang umur hingga melihat saya menikah,
punya anak hingga cucu, aamiin...
Satu hal yang saya pelajari dari
pengalaman perceraian orang tua saya, saat dulu hanya bisa menyalahkan keadaan,
karna saya belum mengerti. Allah belum izinkan saya untuk mengerti, bisa jadi
karna belum saatnya atau bisa jadi karna terlalu menyakitkan untuk saya waktu
itu. Saya juga slalu ingat quote ini “you don’t have to understand everything,
because sometime it doesn’t have to be understood but to be accepted!” well
bahagia itu simple, bersyukurlah :-D saya sadar bukan hanya saya yang berusaha
memulai hidup baru setelah perceraian orang tua, tapi mama dan bapa juga...
Allah, slalu lindungilah kedua orang tua saya aamiin...
Cinta mama adalah everlasting love,
bersyukur akan kehadirannya, menjadi anak bahagia adalah salah satu kunci
kebahagiaan seorang mama. So be happy!!! If you can’t find a reason for smile
today, remember her everlasting love for you... subhanallah....